Cerita hari ini

Senin, 07 April 2014

PERLENGKAPAN PELEDAKAN


  Pendahuluan
Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dapat dipakai untuk satu kali penyalaan saja. Hal-hal yang harus kita perhatikan di dalam memilih perlengkapan peledakan :
1.      Bahan peledak komersial adalah dari kelas bahan peledak kimia. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan sebahgai bahan peledak.
2.      Pabrik bahan peledak selalu memberikan keterangan mengenai spesifikasi bahan peledak yang dihasilkannya.
3.      Untuk pedoman pelaksanaannya beberapa sifat bahan peledak yang harus diperhatikan adalah :
a.       Kekuatan ( Strenght )
b.      Kerapatan/ Berat jenis ( Density/ Specific Gravity )
c.       Kecepatan Detonasi ( Detonation Velocity )
d.      Kepekaan ( Sensitivity )
e.       Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistensy )
f.       Gas Beracun ( Fumes )
g.      Kemasan ( Package )
4.      Perlengkapan bahan peledak terdiri dari detonator, sumbu api, sumbu ledak, dll

 Latar Belakang Teori
Bahan peledak komersial umumnya adalah dari bahan peledak kimia (chemical explosive), yaitu semua jenis bahan peledak yang lazim digunakan untuk tujuan pembangunan. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan untuk mendukung bahan peledak.
Pabrik bahan peledak selalu memberi katalog dan keterangan mengenai spesifikasi bahan peledak yang dihasilkan. Untuk pedoman pelaksanaan, beberapa sifat bahan peledak yang harus diperhatikan antara lain :
a.      Kekuatan (strength).
b.      Kerapatan (density).
c.       Kecepatan detonasi (detonation velocity).
d.      Kepekaan (sensitivity).
e.       Ketahanan terhadap air (water resistance).
f.       Gas beracun (fumes).
g.      Kemasan (package).
Perlengkapan peledakan terdiri dari : detonator, sumbu api, sumbu ledak, bahan peledak, dan kabel-kabel konduktor.

Deskripsi
a.    Detonator
Detonator adalah alat yang digunakan untuk menimbulkan gelombang detonasi sehingga mampu meledakan primer yang disediakan. Ada beberapa macam detonator yaitu :
1)      Detonator listrik (Electric Blasting Caps/EBC)
Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang dihubungkan dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik dapat di bagi menjadi dua macam yaitu :
Ø       Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).
Ø       Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :
o     Menentukan muka peledakan.
o     Mengatur fragmentasi.
o     Mengurangi getaran yang ditimbulkan.
2)     Detonator biasa
b.      Sumbu Api
Sumbu api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna meledakan suatu bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian inti dan pembungkus. Inti sumbu api terdiri dari low explosive (Potassiun Nitrat Black Powder), pembungkusnya dapat berupa textile atau jute.
a.      Macam sumbu api :
Berdasarkan kecepatan rambatnya, sumbu api ada 2 jenis :
  • Sumbu api berkecepatan kira-kira 120 detik/yd
  • Sumbu api berkecepatan kira-kira 90 detik/yd.
Berdasarkan pembungkusnya, sumbu api dapat dibagi menjadi 2 macam :
  • Textile Type Fuses
  • Plastic Type Fuses.
b.      Cara dan alat pengapian sumbu api :
  • Hot Wire Fuse Lighte
  • Pull Wire Fuse
  • Lead Spliter Fuse Lighter
  • Cigarette Lighter
  • Igneter Cord, dimana igneter cord ini ada tiga type :
- Fast Type
- Medium Speed Type
- Slow Speed Type
c.       Penyalaan awal pada sumbu api :
·         Sumbu api dengan korek api
·         Sumbu api dan detonator biasa.
d.      Rangkaian peledakan dengan sumbu api :
·         Pengisian lubang tembak
·         Peledakan tunggal (Single shot)
·         Peledakan lubang tembak banyak (Multiple shot), dengan cara :
- Cara Trimming
- Dengan menggunakan Igneter Cord
- Menggunakan IC dan sumbu api tidak sama panjang.
c.       Sumbu Ledak
Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu yang berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan plastik. Fungsi sumbu ledak dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai ke isian.
Jadi perbedaan antara sumbu api dengan sumbu ledak ialah pada bahan intinya. Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak adalah high explosive. Sehingga pada sumbu api yang terjadi ialah rambatan nyala api, sedangkan pada sumbu ledak terjadi rambatan gelombang detonasi.
a.      Terdapat sumbu ledak jenis khusus untuk keperluan tertentu, misalnya :
  • Detacord
  • Plastic Reinforced Primacord
  • Seismic Cord
  • Rdx 70 Primacord.
Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan pada coil (500-1000 ft per coil). Satu kotak kemasan berisi dua coil atau 2000 ft dengan berat antara 11-17 lb/1000 ft.
b.      Ada tiga cara untuk menunda waktu peledakan yaitu
·         Igneter Cord
·         Trimming (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali ssumbu api atau sumbu ledak untuk mengatur peledakan sesuai yang diinginkan)
·         Kombinasi keduanya.
c.       Cara penyalaan awal dengan sumbu ledak :
·         Dengan detonator biasa
·         Dengan detonator listrik.
d.      Penggalakan (Priming) pada sumbu ledak :
·         Memakai Dodol dynamite
·         Booster

 d.   Bahan Peledak
Bahan peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk padat atau cair ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu aksi misalnya panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi (Keppres RI No. 5 Tahun 1988).
1)      Klasifikasi Bahan Peledak
Berdasarkan Keppres No. 5/1988 juga SK Menhankam No. SKEP/974/VI/1988 membagi bahan peledak (Explosives) menjadi dua golongan besar yaitu :
a.       Bahan peledak industri (komersial)
b.      Bahan peledak militer
Bahan peledak industri dibedakan ke dalam dua kelompok sesuai dengan kecepatan kejutnya (Jimeno dkk, 1995), yaitu :
a.       Bahan peledak cepat (Rapid and Detonating Explosives)
Memiliki kecepatan antar 2000-7000 m/detik dan dibedakan lagi menjadi dua yaitu primer (energinya tinggi dan sensitive, ntuk isian detonator dan primer cetak, seperty mercury fulminate, PETN, pentolite), dan sekunder yang kurang sensitive, dipakai untuk isian lubang ledak.
b.      Bahan peledak lambat (Slow and Deflagrating Explosives)
Memiliki kecepatan di bawah 2000 m/detik, contoh gunpowder senyawa piroteknik dan senyawa propulsive untuk artileri.
Ahli bahan peledak lain (Manon, 1976) membedakan bahan peledak industri menjadi dua kelompok yaitu :
a.       Bahan peledak kuat (High Explosives).
Mempunyai kecepatan detonasi antar 1600-7500 m/detik, sifat reaksinya detonasi (propagasi gelombang kejut) dan menghasilkan efek menghancurkan (Shattering effect). Contoh : dynamite, TNT (Tri Nitro Toluene), PETN (Penta Era-Thritol Tetra Nitrate)

Bahan peledak kuat dapat dibagi menjadi dua yaitu :
·         Primary explosive ( initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena terkena api, benturan, gesekan, dan semacamnya. Misalnya Pb N6 (ONC)2
·         Secondary explosive ( non initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya. Misalnya ledakan dari sebuah detonator
b.      Bahan peledak lemah (Low Explosives).
Kecepatan reaksi kurang dari 1600 m/detik, sifat reaksinya deflagrasi (reaksi kimia yang cepat), dan menimbulkan efek pengangkatan (heaving effect). Contoh : black powder, propelant

2)        Sifat-sifat Bahan Peledak
Sifat-sifat bahan peledak yang berpengaruh dalam hasil peledakan yaitu kekuatan, kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi, ketahanan terhadap air, sifat gas beracun dan permissibilitas.
a.       Kekuatan (Weight Strength and Volume Strength).
Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut, dan Kekuatan suatu bahan peledak merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja. Biasanya dinyatakan dala persen(%). Weight Strength menyatakan % berat NG yang terdapat dalam Straight-NG Dynamite, yang menghasilakan simpangan Ballistic mortal yang sama dengan bahan peledak yang diukur apabila keduanya diledakan pada berat yang sama.


Bahan Peledak
Energi
(Mj/Kg)
Vol. Gas
(m3/Kg)
Weight Strength Dibandingkan
Dynamite
ANFO
Dynamite I
Dynamite II
ANFO               
TNT-Al Slurry
Light Slurry
ANFO 10% Al
TNT
RDX
PETN
Nitroglycerin
Nitromethane
5,00
4,42
3,89
4,50
3,44
5,56
4,1
5,54
6,12
6,27
6,4
0,850
0,904
0,973
0,700
0,900
0,800
0,960
0,908
0,780
0,715
0,723
1,00
0,91
0,84
0,89
0,75
1,09
0,82
1,09
1,17
1,19
1,21
1,19
1,08
1,00
1,06
0,89
1,30
0,98
1,30
1,39
1,42
1,44
Tabel 2.1
Energi Bahan Peledak, Volume Gas Dan Weight Strength

b.      Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation/VOD).
Velocity of Detonation (VOD) adalah kecepatan gelombang detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik. Kecepatan detonasi bahan peledak komersial ialah antar 1500-8000 m/s. kecepatan detonasi suatu bahan peledak tergantung pada jenis bahan peledak (ukuran butir dan bobot isi), diameter dodol dan diameter lubang ledak, derajat pengurungan (degree of Confinement) dan penyalaan awal (Initiating).
c.       Kepekaan (Sensitivity).
Sensitivity adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk memulai bereaksi dan menyebarkan reksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan bahan peledak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air dan temperatur. Beberapa macam kepekaan yaitu kepekaan terhadap benturan (Sensivity to shock), kepekaan terhadap gesekan (Sensivity to friction), kepekaan terhadap panas (Sensivity to heat) dan kepekaan terhadap ledakan bahan peledak lain dari jarak tertentu (gap sensivity).
d.      Bobot Isi Bahan Peledak (Density).
Density adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Specific Grafity (SG), Stick Count (SC), atau Loading Density (De).
·         Specific Grafity adalah perbandingan antara density bahan peledak terhadap density air pada kondisi setandar. SG bahan peledak komersial antara 0,6-1,7.
·         Stick Count adalah jumlah dodol (catridge) ukuran standar 1 ¼”x8”yang terdapat dalam 1 dos seberat 50 pound. Stick count badak antara 232-83.
·         Loading Density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian.
e.       Tekanan Detonasi (Detonation Pressure).
Detonation Pressure ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilo bar (kb). Tekanan detonasi bahan peledak komersial antara 5-150 kb.
Tekanan akibat ledakan akan terjadi disekitar dinding lubang ledak dan menyebar ke segala arah, yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak (kekuatan, bobot isi, VOD), tingkat/derajat pengurangan, jumlah dan temperatur gas hasil ledakan.
f.       Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance).
Water Resistance dari suatu bahan peledak ialah kemampuan handak itu dalam menahan rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam kaitannya dalam kondisi tempat kerja, sebab untuk sebagian besar jenis handak adanya air dalam lubang ledak dapat mengakibatkan ketidak seimbangan kimia dan memperlambat reaksi pemanasan. Lebih lanjut air juga dapat mengakibatkan kerusakan bahan peledak.
Dikenal ada lima tingkatan ketahanan terhadap air, yaitu :
·         Sempurna, jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam,
·         Sangat bagus, jika tahan trhadap air 8-12 jam,
·         Bagus, jika tahan terhadap air 4-8 ajm,
·         Cukup, jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam,
·         Buruk, juka tidak tahan terhadap air.
Bahan peledak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campuran gelatin kedalam komposisinya, atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap air seperti wood fiber, paraffin, dan politilen.

g.      Sifat Gas Beracun (Fumes).
Bahan peledak yag meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smoke atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya trdiri dari uap atau asap yang berwarna putih. Sedangkan fumes berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari Karbon-Monoksida (CO) dan    Oksida – Nitrogen (Nox­­). Fumes dapat terjadi bila bahan peledak yang diledakan tidak memiliki keseimbangan oksigen, dapat trjadi pula bila bahan peledak tersebut sudah kadaluarsa selama penyimpanan, atau karena hal lain.

Pembahasan
Pada operasi peledakan faktor keamanan dan juga biaya (ekonomi harus sangat diperhatikan), maka perlu dilakukan pengujian dan pemilihan unsur-unsur peledakan serta rangkaiannya secara tepat dan cermat. Karena untuk menghindari masalah dimana dapat merugikan dan menghambat proses peledakan tersebut, seperti terjadi miss-fire yaitu bahan peledak tidak meledak atau meledak sebagian saja.
Hal ini bisa disebabkan oleh :
  1. Bahan peledak telah rusak atau waktu pengisian terjadinya kerusakan komponen.
  2. Rangkaian sambungan kabel ada yang putus.
  3. Detonator yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.
  4. Telah terjadi Cut Off (penyalaan terputus oleh peledakan sebelumnya).
Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah melakukan tenggang waktu antara saat terjadinya miss-fire dengan tempat peledakan selanjutnya. Kemudian tempat terjadi miss-fire itu segera dilokalisir untuk diadakan tindakan pengamanan serta penelitian penyebab terjadinya dengan menggunakan peralatan khusus. Sehingga proses selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam pemilihan perlengkapan peledakan seperti bahan peledak, ini harus sangat diperhatikan. Kondisi lapangan harus mendukung dengan bahan peladak yang dipilih. Misalnya pada tambang batubara harus digunakan bahan peledak jenis permissible explosive dengan campuran tertentu agar tidak mengeluarkan gas beracun.
Penggunaan detonator ada dua cara, yaitu satu detonator untuk meledakkan satu lubang ledak atau satu detonator untuk meledakkan beberapa lubang ledak. Pemasangan detonator yang berbeda ini dapat mempengaruhi kecepatan peledakan, karena detonator berfungsi sebagai alat yang memicu terjadinya ledakan dan ikut meledak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar